Integrasi rehabilitasi sosio-ekonomi penduduk setelah gunung Merapi Tahun 2010 terhadap perencanaan pemulihan - working paper no. 7
This study analyses the post-disaster recovery planning policy following the eruption of Mount Merapi in 2010 in Indonesia and the extent to which it has been facilitating the socio-economic recovery efforts of communities in an effective, efficient and sustainable way in order to reduce the socio-economic vulnerabilities that exist. The study uses a qualitative analysis of in-depth interviews of vulnerable groups that may be affected by the disaster and the actors involved in the recovery process.
In Indonesian:
Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 tidak hanya memberikan dampak fisik kepada masyarakat lokal, tetapi masyarakat harus menghadapi dampak sosial dan ekonomi yang datang pasca bencana. Untuk mengurangi dampak negatif dan mendorong kehidupan yang berkelanjutan, maka diperlukan perencanaan pemulihan yang mengatur dan mensinergiskan strategi pemulihan. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat peran yang dominan masyarakat lokal dalam menginisiasi aktivitas pemulihan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan perencanaan pemulihan pasca bencana Gunung Merapi tersebut sudah memfasilitasi upaya pemulihan sosial-ekonomi masyarakat yang efektif, efisien dan berkelanjutan dan mengurangi kerentanan sosial-ekonomi yang ada. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap kelompok rentan yang dapat dipengaruhi oleh bencana dan aktor yang terlibat dalam proses pemulihan. Penelitian ini juga mengamati perubahan situasi sosial-ekonomi masyarakat lokal setelah bencana dari tahun 2012 hingga tahun 2013. Tulisan ini menemukan bahwa perencanaan pemulihan pasca bencana Gunung Merapi dapat dikatakan belum efektif dan belum mempromosikan prinsip keberlanjutan dalam memfasilitasi upaya pemulihan sosial-ekonomi masyarakat. Perencanaan yang ada belum sensitif dengan dinamika proses pemulihan sosial-ekonomi yang terjadi di masyarakat dan kebutuhan pemulihan sosial ekonomi yang mereka butuhkan. Hal ini dikarenakan perencanaan yang ada belum mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya lokal masyarakat, proses tahapan pemulihan yang dialami masyarakat, dan partisipasi masyarakat dalam pemulihan sosial-ekonomi. Studi ini merekomendasikan kebijakan perencanaan pemulihan sosial-ekonomi perlu mempertimbangkan proses tahapan pemulihan sosial-ekonomi yang dilakukan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal, dan pengarusutamaan pengurangan kerentanan.